Menteri Israel: Gaza Akan Hancur Total, Warga Sipil Dikirim ke Selatan

Konflik berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza kembali memanas dengan eskalasi militer yang semakin agresif. Baru-baru ini, pernyataan kontroversial datang dari seorang menteri senior Israel yang menyatakan bahwa “Gaza akan hancur total,” sembari menyerukan agar warga sipil di Gaza utara segera dievakuasi ke wilayah selatan. Pernyataan ini menuai berbagai reaksi dari komunitas internasional dan semakin memperkeruh situasi kemanusiaan di kawasan tersebut.

Eskalasi Serangan dan Strategi Militer Israel

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan pertahanan Israel (IDF) meningkatkan intensitas serangan udara dan darat ke sejumlah titik di Jalur Gaza. Militer Israel mengklaim bahwa operasi ini bertujuan menghancurkan infrastruktur militer Hamas, termasuk terowongan bawah tanah, tempat penyimpanan senjata, dan markas komando. Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada target militer, melainkan juga menghantam kawasan pemukiman padat penduduk.

Pernyataan dari Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, yang menyebut bahwa “Gaza akan hancur total” menjadi sinyal bahwa Israel tidak akan mundur dari strategi militer besar-besaran. Pemerintah Israel menegaskan bahwa selama Hamas masih memiliki kemampuan tempur dan melakukan serangan ke wilayah Israel, maka operasi militer akan terus dilanjutkan.

Evakuasi Warga Sipil ke Selatan

Sebagai bagian dari strategi militernya, Israel menyerukan kepada warga sipil Gaza, khususnya di bagian utara, untuk mengungsi ke wilayah selatan sebagai “zona aman” sementara. Peringatan tersebut disampaikan melalui selebaran, pesan teks, dan siaran radio. Tujuannya, menurut otoritas Israel, adalah untuk menghindarkan warga sipil dari area pertempuran dan memberikan kesempatan bagi pasukan Israel untuk menghancurkan target-target militer Hamas secara lebih efektif.

Namun, organisasi slot gacor kemanusiaan dan badan PBB menilai bahwa langkah ini sangat problematis. Evakuasi dalam waktu singkat tanpa infrastruktur yang memadai di wilayah selatan hanya memperburuk penderitaan warga Gaza. Laporan dari lapangan menunjukkan bahwa banyak warga terjebak di jalan tanpa akses ke air bersih, makanan, dan tempat tinggal yang layak. Beberapa bahkan mengungsi ke rumah sakit yang kini kewalahan menampung pasien akibat serangan.

Reaksi Internasional

Pernyataan keras dari menteri Israel tersebut mendapat reaksi keras dari berbagai negara dan organisasi internasional. Banyak pihak menilai bahwa ancaman penghancuran total Gaza merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jenewa yang melindungi warga sipil dalam situasi konflik bersenjata.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi kekerasan dan memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih besar. Ia mendesak agar kedua belah pihak menahan diri dan memprioritaskan keselamatan warga sipil. Seruan gencatan senjata juga datang dari sejumlah negara Eropa dan negara-negara di Timur Tengah.

Dampak Kemanusiaan

Warga sipil menjadi korban utama dalam konflik ini, terjebak di antara serangan udara dan kurangnya tempat perlindungan.

UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, menyebut bahwa situasi di Gaza saat ini berada di ambang kehancuran total. Kekurangan air, makanan, dan tempat tinggal telah menciptakan kondisi yang tidak manusiawi.

Penutup

Pernyataan Menteri Israel bahwa “Gaza akan hancur total” mencerminkan ketegangan politik dan militer yang semakin meningkat di kawasan tersebut. Meski Israel menyatakan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi untuk menghentikan ancaman dari Hamas, kenyataannya, warga sipil menjadi korban terbesar dari konflik ini.